Rabu, 01 Januari 2014

Muhamad Riva'i (F1C111030)

RADIKAL BEBAS
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan kovalen. Akibat pemecahan homolitik, suatu molekul akan terpecah menjadi radikal bebas yang mempunyai elektron tak berpasangan.
Elektron memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain.
Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung,kankerkatarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.
Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses metabolisme,tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal bebas. Pada intinya, kegiatan merokok sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang berusia panjang.
Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat] hanya saja, tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini.Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.

Proses Penuaan
Pada umumnya semua sel jaringan organ tubuh dapat menangkal serangan radikal bebas karena di dalam sel terdapat sejenis enzim khusus yang mampu melawannya, tetapi karena manusia secara alami mengalami degradasi atau kemunduran seiring dengan peningkatan usia, akibatnya pemusnahan radikal bebas tidak dapat terpenuhi dengan baik, maka Kerusakan jaringan terjadi secara perlahan-lahan. Contohnya: di kulit menjadi keriput karena kehilangan elastisitas jaringan kolagen serta otot, terjadinya bintik pigmen kecok      latan /flek pikun, parkinson, Alzheimer karena dinding sel saraf yang terdiri dari asam lemak tak jenuh ganda merupakan serangan empuk dari radikal bebas.
Ketika antioksidan bereaksi dengan radikal bebas, mereka saling berikatan ,dan bersatu. Selanjutnya terbentuk radikal bebas yang baru yang relatif lemah dan tidak membahayakan.
VITAMIN A Vitamin A larut dalam lemak, dilaporkan dapat bereaksi dengan radikal bebas melalui struktur ikatan rangkapnya .
VITAMIN E Vitamin E adalah anti oksidan yang larut dalam lemak ,yang perlu ditambahkan dalam makanan. Cara kerja Vitamin E sebagai anti oksidan adalaha Vitamin E berjalan di seluruh tubuh bersama molekul yang namanya Lipoprotein, dan dapat melindunginya dari oksidasi sehingga tidak terbentuk radikal bebas. Oksidasi dari lipoprotein ini merupakan langkah awal pembentukan: Atherosclerosis ,pengerasan pembuluh darah dan berperan pada kerusakan hati
VITAMIN C Vitamin C larut dalam air, tidak dapat dibentuk oleh tubuh jadi harus dari makanan atau supplement ( buah-buahan dan sayuran). Vitamin C ini secara kuat dapat melemahkan radikal bebas serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan system kekebalan tubuh. Vitamin C dan vitamin E berjalan di seluruh tubuh bersama molekul yang namanya Lipoprotein, dan dapat melindunginya dari oksidasi sehingga tidak terbentuk radikal bebas.
SELENIUM Selenium terdapat di air minum, brokoli, kuning telur, bawang merah, bawang putih dan anggur merah Sebenarnya selenium bukan antioksidan tetapi berguna untuk produksi enzym-enzym yang berfungsi sebagai antioksidan


Dampak Penggabungan Antioksidan
Packer Laboratorium menemukan bahwa beberapa antioksidan bila digabung mempunyai kemampuan yang lebih kuat. Contohnya: ketika vitamin E tidak berdaya terhadap radikal bebas, akan dengan sendirinya menjadi radikal bebas yang lemah, kemudian vitamin E dapat didaur ulang sehingga kembali menjadi vitamin E lewat bantuan Vitamin C.
Kerja sama tersebut dengan cara mennyumbangkan electron ke vitamin E sehingga dapat kembali menjadi anti oksidan. Jadi kerjasama tersebut bermaksud untuk melindungi sesama anti oksidan agar tidak teroksidasi, siklus ini berjalan terus, dan dapat memelihara tubuh dari keseimbangan anti oksidan Selenium juga dapat bekerjasama secara sinergis dengan vitamin E sehingga mempunyai effek yang lebih kuat lagi. test penyuntingan.

Sisi Gelap Oksigen: Radikal Bebas
Setelah makanan diuraikan oleh sistem pencernaan kita, hasilnya dikirim ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Pada saat bersamaan oksigen yang ada di paru-paru juga dikirim ke seluruh tubuh oleh darah. Di dalam sel, makanan dan oksigen bertemu dan bereaksi menghasilkan energi. Itulah proses metabolisme.Selain menghasilkan energi, juga dihasilkan sampah CO2 yang selanjutnya dikirim kembali ke paru-paru dan dibuang melalui hembusan napas kita. Begitu seterusnya selama kita hidup.Proses makanan bereaksi dengan oksigen juga disebut reaksi oksidasi. Karena banyak hal, reaksi ini tidak berlangsung sempurna. Sebagian kecil oksigen malah berubah menjadi racun yang namanya radikal bebas.Radikal bebas ini istilah teknis kimia.
Radikal itu istilah untuk menyatakan bahwa ada satu elektron di sebuah molekul yang tidak memiliki pasangan. Karenanya molekul radikal itu kemudian mencari pasangan untuk elektronnya. Bukannya mencari elektron yang juga single, radikal ini merebut elektron milik molekul lain secara membabi buta. Karena reaktifnya dia kemudian disebut radikal bebas.Untuk memahami bagaimana radikal bebas di dalam sel, kita perlu paham sel tubuh. Bagian terkecil tubuh kita adalah sel. Sel berkumpul membentuk jaringan, jaringan berkumpul membentuk organ. Jantung, hati, paru-paru adalah contoh organ. Kemudian kita bisa menyebut sel jantung, sel hati dan sel paru-paru sesuai asalnya.

Sel, apapun asalnya terbuat dari senyawa kimia. Jadi sel adalah molekul. Karena dia molekul maka dia juga punya electron. Ketika radikal bebas terbentuk di dalam sel, dia menyerang sel dan mencuri elektronnya. Karena kehilangan electron, sel itupun langsung rusak. Sel bisa memulihkan dirinya, tetapi kalau radikal bebas menyerang bertubi-tubi, kerusakan pun permanen.Kerusakan sel inilah yang kemudian memicu terjadinya kanker. Penyakit jantung, kanker payudara, kanker paru-paru dan banyak penyakit lainnya yang sudah diidentifikasi. Tetapi kalau elektron yang dicuri itu milik DNA maka terjadi mutasi DNA dan muncul penyakit turunan.
Radikal bebas terbentuk karena oksigen yang bereaksi tidak sempurna. Jadi radikal bebas itu molekul yang ada oksigennya dan oksigen tersebut memiliki elektron yang tidak punya pasangan. Oksigen inilah yang kemudian menjadi racun yang mematikan. Beberapa radikal bebas di dalam sel antara lain hidroksil, superoksida, peroksida.
Kenapa sampai oksigen bereaksi secara menyimpang dan membentuk radikal bebas telah menjadi fokus para ahli biokimia. Kesimpulan dari berbagai penelitian itu adalah karena adanya partikel asing yang juga masuk hingga ke dalam sel seperti logam berat, pestisida, udara tercemar. Bahan kimia asing inilah yang menghalangi oksigen bereaksi secara sempurna. Itu alasan kenapa pestisida dan zat-zat aditif berbahaya dilarang dalam makanan kita. Itu juga alasan kenapa asap rokok dan asap kendaraan bermotor harus dihidari masuk ke tubuh kita.
Namun karena sulit menghidari zat-zat berbahaya masuk ke tubuh, para ahli kemudian menemukan jalan keluar lain: ANTIOKSIDAN. Ada juga yang menyebutnya anti-radikal bebas.

Di dalam sel, antioksidan membiarkan satu elektronnya diambil oleh radikal bebas. Dengan demikian, antioksidan mencegah radikal bebas menyerang sel. Setelah mendapatkan elektron dari antioksidan, radikal bebas pun tidak lagi aktif dan masalah selesai.
Gantian, antioksidan menjadi kehilangan elektron dan menjadi radikal. Beruntung, dia tidak seaktif radikal bebas dan karenanya tidak menimbulkan masalah. Nantinya dia dikeluarkan melalui sistem sekresi (air seni).Antioksidan yang bisa kita suplai ke dalam tubuh adalah vitamin C, vitamin E dan beta-karotin. Juga sedikit dari unsur selenium. Tubuh kita juga punya kemampuan menghasilkan enzim untuk melawan radikal bebas. Hanya ketika jumlah enzimnya tidak sebanding dengan serangan radikal bebas, maka kita perlu suplai antioksidan.
Supaya tidak terkecoh dengan berbagai jenis antioksidan sebagaimana diingatkan oleh Pak Gustaf Kusno, saya ingin tambahkan beberapa hal. Antioksidan sendiri sudah menjadi istilah umum untuk menyebutkan bahan kimia untuk mencegah terjadinya proses oksidasi. Atau untuk mencegah terjadinya reaksi dengan oksigen. Jadi tidak terbatas hanya untuk mengatasi radikal bebas.
Beberapa jenis pengawet makanan yang mengandung lemak pun juga disebut antioksidan. Tujuannya untuk mencegah lemak bereaksi dengan oksigen. Bau tengik adalah contoh di mana lemak sudah bereaksi dengan oksigen. BBM dan pelumas pun ditambahkan sedikit aditif antioksidan untuk mencegah terbentuknya polimer sehingga pelumas menjadi kental. Industri logam juga menggunakan antioksidannya sendiri untuk mencegah karat. Kita tahu karat adalah hasil reaksi besi dan oksigen.Tapi semua itu bukan jenis antioksidan yang tubuh kita butuhkan.
Ahli gizi sudah menyarankan semua antioksidan yang dibutuhkan tubuh tersebut ada di sayur dan buah. Memang masih menjadi pertanyaan, seberapa banyak sayur dan buah kita makan supaya seimbang dengan kemungkinan terbentuknya radikal bebas. Nasihat yang diberikan kepada kita: makanlah buah dan sayur sebanyak-banyaknya dan sesering mungkinNamun tetap masih ada masalah, hampir semua sayur dan buah mengandung pestisida, yang justru memicu radikal bebas. Atau masih sering kita temui, orang makan buah sambil merokok


Pertanyaan :
Bagaimana hubungan Radikal bebas dengan sisi gelap oksigen ?

2 komentar:

  1. menurut saya :Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua RADIKAL BEBAS ‘jahat’ loh… radikal bebas yang sangat reaktif, NO (nitric oxide) mempunyai banyak peran biologis penting pada hampir semua sel, salah satunya pada penyakit kardiovaskuler. NO, yang merupakan radikal bebas, juga merupakan neurotransmitter (cell signaling) penting dan sifat ini dipakai misalnya pada viagra , Ke depan, obat2 yang menarget peningkatan produksi NO akan semakin banyak dan berpotensi untuk mengatasi berbagai penyakit degeneratif.
    Juga, radikal bebas oksigen (seperti yang dibahas diartikel ini) juga tak melulu jahat. Radikal bebas yang sangat beracun bernama superoxide diproduksi oleh sistem imun untuk menghancurkan mikroorganisme patogen yang masuk ke tubuh. Mutasi gen pada enzim yang berperan dalam sintesis radikal bebas superoxide dalam tubuh akan menghasil gangguan imunodefisiensi .Jadi yah memang secara umum radikal bebas dipandang negatif, tetapi tidak demikian faktanya. Tentu saja segala sesuatu yang berlebihan juga tidak baik, sehingga bila produksi superoxide, misalnya, berlebih tentu saja tidak baik… Antioksidan juga penting dalam asupan makanan kita, tetapi bila berlebihan juga tidak baik

    salam sehat selalu

    BalasHapus
  2. menurut saya :
    Radikal bebas juga bisa dibentuk dari lemak tak jenuh yang dipanaskan dalam suhu tinggi terlalu lama karena lemak tak jenuh tidak cukup stabil untuk bertahan dalam suhu tinggi.Karena itulah minyak masak yang banyak mengandung lemak tak jenuh seperti olive oil sebaiknya hanya digunakan untuk menumis dan tidak untuk menggoreng. Untuk menggoreng, bisa menggunakan mentega atau minyak kelapa karena keduanya mengandung lemak jenuh alami yang sehat (berbeda dengan lemak jenuh dari fast food yang tidak alami)

    Salam,

    BalasHapus