UJIAN
AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH : Kimia Organik Fisik
SKS : 3 SKS
DOSEN : Dr. Syamsurizal
MATA KULIAH : Kimia Organik Fisik
SKS : 3 SKS
DOSEN : Dr. Syamsurizal
NAMA KELOMPOK :
1. BAMBANG PAMUNGKAS ( F1C111009 )
1. BAMBANG PAMUNGKAS ( F1C111009 )
2. MUHAMAD RIVA’I ( F1C111030 )
3. SLAMET RIYANTO ( F1C111059 )
4. M.AGUS RICKY.R ( F1C111062 )
SOAL
1.Sebagai orang kimia, anda tentu mengenal TNT, yaitu bom yang banyak digunakan dalam medan perang. Kalau senyawa ini dibuat jelaskan bagaimana cara mengontrol laju reaksi dan sekaligus mengontrol termodinamikanya. Kemukakan pula pendekatan kimia untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya ledakan.
SOAL
1.Sebagai orang kimia, anda tentu mengenal TNT, yaitu bom yang banyak digunakan dalam medan perang. Kalau senyawa ini dibuat jelaskan bagaimana cara mengontrol laju reaksi dan sekaligus mengontrol termodinamikanya. Kemukakan pula pendekatan kimia untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya ledakan.
2.
Reaksi-reaksi radikal bebas lazimnya sukar dikontrol untuk mendapatkan suatu
produk tunggal dalam jumlah banyak. Kemukakan apa saja upaya yang dapat anda
lakukan untuk mengendalikan laju propagasi reaksi, berikan contoh reaksinya.
3.
Buatlah senyawa 3-metil heksanol dengan menggunakan senyawa etana sebagai bahan
dasar.
4. Jelaskan peran kimia organik fisik dalam menjelaskan kemudahan suatu senyawa organik mengalami sublimasi. Berikan contoh senyawa organiknya.
4. Jelaskan peran kimia organik fisik dalam menjelaskan kemudahan suatu senyawa organik mengalami sublimasi. Berikan contoh senyawa organiknya.
Jawaban ujian semester kimia organik fisik
1.
beberapa cara Mengontrol Laju reaksi, mengontrol
termodinamika pada senyawa TNT :
Trinitrotoluene, atau yang lebih
sering disebut dengan TNT, menghasilkan kekuatan ledakan sebesar 4.853
Joule/gram. Untuk memudahkan kita dalam memahami hal ini, Joule adalah jumlah
energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan benda dengan berat 1 Newton
(kira-kira 102 gram) sejauh 1 meter. Berdasarkan pengertian ini, kita bisa
menyimpulkan bahwa setiap 1 gram TNT melepaskan energi sebesar 4.853 Joule.
Laju reaksi ternyata dipengaruhi
oleh berbagai faktor,seperti suhu,konsentrasi,dan factor lainnya dengan ini
kita bisa mengontrol laju reaksi TNT.Salah satu solusinya sering digunakan
dalam pembuatan TNT adalah dapat mencegah reaksi rantai, yaitu menggabungkan
bahan bakar dengan bahan yang disebut sebagai moderator, yaitu unsur ringan
dengan densitas rendah, sehingga neutron dapat berinteraksi dengannya dan
menjadi lambat tanpa ditangkap atau melepaskan diri.
Termodinamika bahwa pengaruh suhu
dapat mempercepat reaksi. Karena pada reaksi memiliki energi melebihi energi
aktivasi sehingga mengatur suhu yang tepat TNT meleleh pada 80°C (176°F), jauh
di bawah suhu di mana ia akan meledak secara spontan jadi dengan suhu yang
tepat akan sulit meledak. Cara lain untuk menurunkan energi aktivasi dengan
menambah katalis. Dalam reaksi kimia, katalis tidak mengalami perubahan.
Pendekatan
Kimia untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya ledakan
a. Proses sulphitation
TNT dapat distabilkan dengan proses kimia yang
disebut sulphitation, di
mana crude TNT diperlakukan dengan larutan sulfit dan larutan natrium untuk
menghilangkan isomer TNT dan produk reaksi yang tidak diinginkan yang dapat
mengurangi resiko terjadinya ledakan
b. Katalis
Reaksi peledakan ini biasanya berlangsung
dengan adanya katalis. Katalis inilah yang menyebabkan suatu reaksi kimia
berlangsung dengan cepat. Katalis adalah suatu zat yang dapat meningkatkan
kecepatan reaksi tanpa memodifikasi perubahan energi gibbs standar dari suatu reaksi
(Admin Alif, 2005).dengan penambahan katalis dapat
menurunkan energy aktivasi sehingga menghindari terjadinya ledakan
c.
Detonation Explossive(Pemicu yang mengakibatkan
radikal bebas)
Detonasi adalah proses kimia-fisika yang
mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan
temperature sangat besar yang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat
besar pula. Kecepatan reaksi yang sangat tinggi tersebut menyebarkan tekanan
panas ke seluruh zona peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut (shock
compression wave) dan proses ini berlangsung terus menerus untuk
membebaskan energi hingga berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya. Contoh proses detonasi terjadi pada jenis
bahan peledakan TNT antara lain:
Selain katalis, terjadinya ledakan juga bisa disebabkan faktor
lain, seperti nyala dari korek api, dan sebagainya.Contohnya Nyala api ini
dapat menjadi pemicu TNT terbentuknya radikal bebas.Karena Dalam suatu
mekanisme reaksi, radikal bebas ini dapat menyebabkan reaksi bercabang yang
menghasilkan lebih dari satu radikal. Jika reaksi radikal ini terjadi dalam
jumlah yang banyak, maka jumlah radikal bebas dalam suatu reaksi akan
meningkat.
Akhirnya reaksi akan berlangsung sangat cepat dan akan
dibebaskan energi yang sangat besar. Selanjutnya terjadilah ledakan.untuk itu
kita perlu mencegah TNT agar tidak terkena pemicu yang bisa menyebabkan radikal
bebas yang dapat meungkinkan terjadinya ledakan
d.
Pengurangan
Massa Reaktan
Albert Einstein mengemukakan sebuah teori hubungan antara energi dengan
massa dan kecepatan suatu benda yang dikenal dengan persamaan E = M.C2.Jadi bahwa suatu reaksi peledakan akan semakin
besar
jika massa reaktan (zat yang mengalami reaksi) digunakan dalam jumlah
besar dengan adanya kecepatan yang sangat tinggi.oleh karena itu pengurangan
reaktan/sedikit reaktan yang digunakan
akan bisa mengendalikan kemungkinan terjadinya ledakan.bisa juga
dilakukan pengenceran TNT atau memperkecil kadar konsentrasi TNT.
e.
Suhu
TNT meleleh pada 80°C (176°F),jadi perlu
mempertahankan suhu dari lingkungan agar tidak terjadi kenaikan suhu yang
secara tiba-tiba yang dapat menimbulkan ledakan dan juga mencegah TNT agar
tidak bereaksi senyawa lain yang dapat menaikkan suhu secara spontan sehingga
timbulnya ledakan jadi perlu ruangan khusus atau terisolasi dimana suhunya
selalu stabil
2.
Beberapa cara pengendalian laju propagansi reaksi radikal bebas ialah :
Diasumsikan bahwa
reaktivitas radikal tidak tergantung pada panjang rantai, sehingga semua tahap
propagasi dapat dikarakterisasi dengan menggunakan konstanta laju reaksi yang
sama, yaitu kd.
Laju reaksi propagasi
overall dapat dinyatakan dengan:
dengan [M]
: konsentrasi monomer
[M·] : konsentrasi radikal
rantai dengan ukuran
RM· dan yang lebih besar
•
Untuk kebanyakan monomer,
nilai kp berkisar antara 102 – 104
L/mol.s.
•
Nilai ini jauh lebih besar
jika dibandingkan dengan konstanta laju reaksi polimerisasi kondensasi (10-3
L/mol.s untuk poliesterifikasi dengan katalis asam).
•
Pertumbuhan radikal rantai
berlangsung dengan sangat cepat.
Jadi ada beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan laju propagansi reaksi yaitu
dengan mengatur jumlah konsentrasi monomer dan juga konsentrasi radikal dengan
ukuran RM nya dan juga dapat dilakukan dengan cara :
- Pemanasn monomer
- Penambahan inisiator yang akan membentuk radikal bebas ketika dipanaskan atau di-radiasi
- Terminasi rantai yaitu terminasi dengan couping atau kombinasi dan juga disproposionasi
CONTOH REAKSI DARI INISIATOR DALAM
PENGENDALIAN LAJU PROPAGANSI
4. Ada beberapa cara pembuatan senyawa 3-metil heksanol dengan bahan dasar etana ,
kami mereaksikan senyawa etana dengan 1-butanol menggunakan katalis H3PO4 pada suhu 3000 C
|
|
5. Salah satu peran kimia organik fisik yang mengalami sublimasi
Disini saya mengambil contoh senyawa organic mengalami
sublmasi,misalkan ALCl3 .
Alias :
anhidrat aluminium klorida
Rumus kimia : AlCl3
Berat molekul : 133,35
Kimia : Inorganic – klorida
Peraturan Type : anhidrat aluminium klorida (*)
Penyimpanan : udara dingin dan kering untuk menghemat
Butiran putih atau bubuk, memiliki bau yang kuat dari asam klorida. Industri lampu kuning, karena kehadiran klorin bebas. Barang-barang dalam kasus uap air dapat dihidrolisis, ledakan air. Yang banyak digunakan dalam industri. Terbuat dari aluminium dan reaksi klorin.
Peran AlCl 3
adalah lembaran seperti berlapis kubik lapisan dekat dikemas. Dalam kerangka
ini,Al Pusat menunjukkan geometri koordinasi oktahedral.Dalam mencair,
aluminium triklorida ada sebagai dimer Al2Cl6, dengan aluminium tetracoordinate.
Perubahan struktur ini terkait dengan kepadatan yang lebih rendah dari fase
cair (1,78 g / cm 3) vs triklorida aluminium padat (2,48 g / cm 3).
Al 2 Cl 6
dimer juga ditemukan dalam fase uap. Pada tinggi suhu ,Al2 Cl 6
dimer memisahkan ke trigonal planar AlCl 3, yang secara struktural analog
dengan BF 3 . Mencair melakukan listrik buruk,seperti lebih ionik halida seperti natrium klorida .
Aluminium klorida
diproduksi dalam skala besar oleh eksotermik reaksi aluminium logam dengan klorin atau hidrogen klorida pada suhu antara 650-750 ° C.
2 Al + 3 Cl 2
→ 2 AlCl 3
2 Al + 6 HCl → 2 AlCl
3 + 3 H 2
Aluminium juga membentuk lebih rendah klorida , aluminium (I) klorida (AlCl), tapi ini sangat tidak stabil dan hanya
dikenal dalam fase uap.